Motivasi Mengedukasi Pentingnya Kesadaran
akan Kesehatan melalui Pendidikan Tinggi
Kurangnya
kesadaran pengetahuan kesehatan dari individu adalah faktor utama penyebab
masalah yang mengancam bagi kesehatan seseorang. Jika seseorang sakit, ia tidak
akan dapat memenuhi berbagai tugas dan kewajiban secara maksimal. Hal ini akan
mempengaruhi kelangsungan hidupnya. Masalah kesehatan berawal dari kurangnya
perhatian terhadap lingkungan dan juga dirinya sendiri. Sangat sulit bagi
seseorang yang memiliki pemikiran statis berujung menyerah pada keadaan yang
dialaminya, tanpa adanya edukasi. Dalam hal ini, pendidikan berperan penting
untuk menyongsong perubahan seseorang agar memiliki kesadaran akan pentingnya
kesehatan.
Pendidikan
sangat penting bagi semua orang tanpa membedakan status sosial mereka.
Tujuannya untuk menularkan ilmu yang dimiliki. Ini menjadi suatu hal lazim yang
semestinya dijajaki oleh semua orang baik pendidikan secara formal maupun non
formal. Ukuran keberhasilan seseorang pun tak jarang ditentukan oleh tingginya
pendidikan yang ditempuh. Esensinya ialah menciptakan manusia yang berkualitas
dan berintegritas dengan menerapkan nilai-nilai dan tanggung jawab. Melalui
pendidikan tinggi, perlu adanya motivasi untuk mengedukasi seseorang agar
memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan kesehatan.
Motivasi berkaitan dengan persepsi
seseorang terhadap suatu hal. Dengan persepsi yang positif, dapat memperkuat
dorongan untuk mencapai hal yang diinginkan. Motivasi juga mempengaruhi pikiran
dan tindakan seseorang, serta mempengaruhi mengapa suatu perilaku diawali, terus
dilakukan, ataupun dihentikan. Seseorang yang memiliki motivasi cenderung
mempunyai tujuan untuk menjadi orang yang lebih sukses dibanding dengan
seseorang yang tidak memilikinya. Dorongan yang muncul dan menggerakkan
seseorang menjadi sesuai yang diinginkan bersumber dari kemauan dirinya dengan
apa yang telah dicita-citakan. Dalam hal ini adalah cita-cita untuk mengedukasi
pentingnya kesadaran akan kesehatan.
Kesehatan
merupakan kebutuhan manusia dalam kehidupan. Tanpa kesehatan, seseorang tidak
dapat menjalankan aktivitasnya secara optimal. Tetapi, semakin padatnya
aktivitas yang dimiliki seseorang menjadikan mereka terkadang mengabaikan
kesehatan. Tidak adanya waktu luang karena kesibukan di kantor, kampus,
perusahaan mengakibatkan seseorang tersita waktunya untuk menjaga kesehatan.
Banyak dari mereka yang kurang menyadari akan pentinnya hal tersebut. Ini
terjadi karena kurangnya animo dan apresiasi untuk menjaga tubunya dengan
berolahraga juga memakan makanan yang bergizi. Mereka hanya memforsir tubuh
dengan berpikir, bekerja, makan kenyang, dan istirahat begitu seterusnya.
Dalam
kehidupan sehari-hari agar dapat menunjang kesehatan perlu adanya tindakan atau
upaya yang dilakukan. Upaya kesehatan dilakukan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan yang
dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Hal tersebut tentunya akan
terwujud dari tingkat kesadaran akan pentingnya kesehatan salah satunya dengan
pengedukasian.
Nelson
Mandela pernah mengatakan bahwa pendidikan adalah senjata paling ampuh yang
dapat digunakan untuk mengubah dunia. Ditilik dari pendapat tersebut tampak
jelas bahwa pendidikan memiliki pengaruh besar terhadap dunia. Pasalnya, di
negara Indonesia tak jarang seseorang yang memiliki gelar tinggi hanya sebagai
kedok untuk mengelabuhi mereka-mereka yang berpendidikan rendah. Bahkan
sekalipun seseorang memiliki keahlian dalam bidang tertentu terkadang masih
diragukan dibandingkan dengan seseorang yang memiliki gelar tinggi tetapi
keahlian yang dimiliki belum cukup memadai.
Berkaca dari hal tersebut, saya memiliki
motivasi untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya kesehatan melalui studi
lanjutan S-3 nantinya. Gelar doktor adalah tujuan formal yang paling tinggi
dalam jenjang akademik. Doktor tidak hanya dilihat dari atribut yang bersifat
eksternal tetapi merupakan tuntutan yang melekat pada profesi pendidik.
Pemegang gelar S-3 mendapatkan hak dalam berbagai bentuk yang tidak bisa
dinikmati oleh mereka yang memiliki gelar S-1 atau S-2. Selain itu, doktor
adalah simbol kepandaian dan intelektualitas yang memiliki penghargaan sosial
tinggi di tengah masyarakat. Namun hal tersebut tidak lepas dari tanggungjawab
moral yang harus diemban, yaitu tetap mengembangkan keilmuan yang dimiliki.
Studi
lanjutan S-3 salah satunya juga untuk mematahkan asumsi beberapa orang yang
berpendapat tentang bangku pendidikan. Mereka beranggapan bahwa pendidikan
hanya mempelajari informasi yang telah lalu. Mengenyam teori-teori basi dan
betolok ukur pada buku-buku yang sudah beberapa kali dicetak ulang dari tahun
ke tahun. Dengan asumsi demikian, banyak orang yang enggan untuk melanjutkan
studi. Mereka lebih memilih diam dengan memasrahkan takdirnya pada keadaan bahwa
Tuhan akan selalu bersamanya, melindunginya, kapanpun, di manapun tanpa harus
berusaha. Sungguh cara berpikir yang amat kuno.
Memiliki
pendidikan yang tinggi kemudian berkecimpung dalam masyarakat untuk mengedukasi
keilmuan yang dimiliki, yaitu pengetahuan kesehatan bagi saya teramat
menyenangkan. Ilmu yang saya miliki saya tularkan kepada mereka yang tentunya
juga ada pro dan kontra. Pro karena gelar dan keilmuan yang saya miliki, kontra
karena pemikiran-pemikiran kuno bahwa informasi yang saya berikan berasal dari
teori-teori basi. Tetapi, pro dan kontra tersebut tidak mematahkan motivasi
saya untuk terus maju dan menempuh apa yang saya cita-citakan.
Jadi, mengedukasi pentingnya kesadaran
akan kesehatan sangat penting dilakukan, utamanya bagi mereka yang sering
terlena untuk menjaga kesehatan. Melalui pendidikan tinggi, pengedukasian akan
lebih dipercaya oleh masyarakat kebanyakan, karena dianggap ahli di bidangnya.
Walaupun sebagian dari mereka juga ada yang menganggap remeh. Untuk menjaga
cita-cita tersebut tetap ada, diperlukan adanya motivasi, utamanya motivasi
dari diri sendiri.
Daftar Pustaka :
Cynarski, Wojciech J. & Kazimierz
Obodynski,” Factors and Barries of Development of Far Eastern Martial Arts and
Combat Sports in Poland,” Physical Culture and Sport Studies nd Reaserc 1
Volume (XLV), 2007, pp 139-148.
Motivasi Mengedukasi Pentingnya Kesadaran
akan Kesehatan melalui Pendidikan Tinggi
Kurangnya
kesadaran pengetahuan kesehatan dari individu adalah faktor utama penyebab
masalah yang mengancam bagi kesehatan seseorang. Jika seseorang sakit, ia tidak
akan dapat memenuhi berbagai tugas dan kewajiban secara maksimal. Hal ini akan
mempengaruhi kelangsungan hidupnya. Masalah kesehatan berawal dari kurangnya
perhatian terhadap lingkungan dan juga dirinya sendiri. Sangat sulit bagi
seseorang yang memiliki pemikiran statis berujung menyerah pada keadaan yang
dialaminya, tanpa adanya edukasi. Dalam hal ini, pendidikan berperan penting
untuk menyongsong perubahan seseorang agar memiliki kesadaran akan pentingnya
kesehatan.
Pendidikan
sangat penting bagi semua orang tanpa membedakan status sosial mereka.
Tujuannya untuk menularkan ilmu yang dimiliki. Ini menjadi suatu hal lazim yang
semestinya dijajaki oleh semua orang baik pendidikan secara formal maupun non
formal. Ukuran keberhasilan seseorang pun tak jarang ditentukan oleh tingginya
pendidikan yang ditempuh. Esensinya ialah menciptakan manusia yang berkualitas
dan berintegritas dengan menerapkan nilai-nilai dan tanggung jawab. Melalui
pendidikan tinggi, perlu adanya motivasi untuk mengedukasi seseorang agar
memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan kesehatan.
Motivasi berkaitan dengan persepsi
seseorang terhadap suatu hal. Dengan persepsi yang positif, dapat memperkuat
dorongan untuk mencapai hal yang diinginkan. Motivasi juga mempengaruhi pikiran
dan tindakan seseorang, serta mempengaruhi mengapa suatu perilaku diawali, terus
dilakukan, ataupun dihentikan. Seseorang yang memiliki motivasi cenderung
mempunyai tujuan untuk menjadi orang yang lebih sukses dibanding dengan
seseorang yang tidak memilikinya. Dorongan yang muncul dan menggerakkan
seseorang menjadi sesuai yang diinginkan bersumber dari kemauan dirinya dengan
apa yang telah dicita-citakan. Dalam hal ini adalah cita-cita untuk mengedukasi
pentingnya kesadaran akan kesehatan.
Kesehatan
merupakan kebutuhan manusia dalam kehidupan. Tanpa kesehatan, seseorang tidak
dapat menjalankan aktivitasnya secara optimal. Tetapi, semakin padatnya
aktivitas yang dimiliki seseorang menjadikan mereka terkadang mengabaikan
kesehatan. Tidak adanya waktu luang karena kesibukan di kantor, kampus,
perusahaan mengakibatkan seseorang tersita waktunya untuk menjaga kesehatan.
Banyak dari mereka yang kurang menyadari akan pentinnya hal tersebut. Ini
terjadi karena kurangnya animo dan apresiasi untuk menjaga tubunya dengan
berolahraga juga memakan makanan yang bergizi. Mereka hanya memforsir tubuh
dengan berpikir, bekerja, makan kenyang, dan istirahat begitu seterusnya.
Dalam
kehidupan sehari-hari agar dapat menunjang kesehatan perlu adanya tindakan atau
upaya yang dilakukan. Upaya kesehatan dilakukan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan yang
dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Hal tersebut tentunya akan
terwujud dari tingkat kesadaran akan pentingnya kesehatan salah satunya dengan
pengedukasian.
Nelson
Mandela pernah mengatakan bahwa pendidikan adalah senjata paling ampuh yang
dapat digunakan untuk mengubah dunia. Ditilik dari pendapat tersebut tampak
jelas bahwa pendidikan memiliki pengaruh besar terhadap dunia. Pasalnya, di
negara Indonesia tak jarang seseorang yang memiliki gelar tinggi hanya sebagai
kedok untuk mengelabuhi mereka-mereka yang berpendidikan rendah. Bahkan
sekalipun seseorang memiliki keahlian dalam bidang tertentu terkadang masih
diragukan dibandingkan dengan seseorang yang memiliki gelar tinggi tetapi
keahlian yang dimiliki belum cukup memadai.
Berkaca dari hal tersebut, saya memiliki
motivasi untuk mengedukasi masyarakat akan pentingnya kesehatan melalui studi
lanjutan S-3 nantinya. Gelar doktor adalah tujuan formal yang paling tinggi
dalam jenjang akademik. Doktor tidak hanya dilihat dari atribut yang bersifat
eksternal tetapi merupakan tuntutan yang melekat pada profesi pendidik.
Pemegang gelar S-3 mendapatkan hak dalam berbagai bentuk yang tidak bisa
dinikmati oleh mereka yang memiliki gelar S-1 atau S-2. Selain itu, doktor
adalah simbol kepandaian dan intelektualitas yang memiliki penghargaan sosial
tinggi di tengah masyarakat. Namun hal tersebut tidak lepas dari tanggungjawab
moral yang harus diemban, yaitu tetap mengembangkan keilmuan yang dimiliki.
Studi
lanjutan S-3 salah satunya juga untuk mematahkan asumsi beberapa orang yang
berpendapat tentang bangku pendidikan. Mereka beranggapan bahwa pendidikan
hanya mempelajari informasi yang telah lalu. Mengenyam teori-teori basi dan
betolok ukur pada buku-buku yang sudah beberapa kali dicetak ulang dari tahun
ke tahun. Dengan asumsi demikian, banyak orang yang enggan untuk melanjutkan
studi. Mereka lebih memilih diam dengan memasrahkan takdirnya pada keadaan bahwa
Tuhan akan selalu bersamanya, melindunginya, kapanpun, di manapun tanpa harus
berusaha. Sungguh cara berpikir yang amat kuno.
Memiliki
pendidikan yang tinggi kemudian berkecimpung dalam masyarakat untuk mengedukasi
keilmuan yang dimiliki, yaitu pengetahuan kesehatan bagi saya teramat
menyenangkan. Ilmu yang saya miliki saya tularkan kepada mereka yang tentunya
juga ada pro dan kontra. Pro karena gelar dan keilmuan yang saya miliki, kontra
karena pemikiran-pemikiran kuno bahwa informasi yang saya berikan berasal dari
teori-teori basi. Tetapi, pro dan kontra tersebut tidak mematahkan motivasi
saya untuk terus maju dan menempuh apa yang saya cita-citakan.
Jadi, mengedukasi pentingnya kesadaran
akan kesehatan sangat penting dilakukan, utamanya bagi mereka yang sering
terlena untuk menjaga kesehatan. Melalui pendidikan tinggi, pengedukasian akan
lebih dipercaya oleh masyarakat kebanyakan, karena dianggap ahli di bidangnya.
Walaupun sebagian dari mereka juga ada yang menganggap remeh. Untuk menjaga
cita-cita tersebut tetap ada, diperlukan adanya motivasi, utamanya motivasi
dari diri sendiri.
Daftar Pustaka :
Cynarski, Wojciech J. & Kazimierz
Obodynski,” Factors and Barries of Development of Far Eastern Martial Arts and
Combat Sports in Poland,” Physical Culture and Sport Studies nd Reaserc 1
Volume (XLV), 2007, pp 139-148.
No comments:
Post a Comment